KRS
1. Bagi temen-temen kom 2010 yang kemarin sudah mengumpulkan krs manual di departemen, besok senin di acara display Hima bakal dibagi ke kalian. Bawa map (yang sudah ditempeli stiker) dan biodata yang kemarin Rabu dibagi.
2. Nanti, setelah krs putih-ijo dibagi, langsung dipisah. Yang ijo dimasuin map bareng biodata dan dikasih ke dosen wali. Yang putih kalian bawa.
3. Bagi yang kemarin cuma mengumpulkan krs kuning, bawa map (berstiker), biodata, krs ijo-putih. Ikuti langkah nomer 2.
Display Hima + Career Day (Wajib Datang)
1. Senin bakal ada display Hima & sosialisasi BSK-MOKA
Jam 08.30-13.00, Atasan kemeja putih, bawah hitam (persis Rabu kemarin). Tempat di Ruang Adi Sukadana, lt 2 gedung A FISIP Unair. Bawa alat tulis
2. Selasa, bakal ada Career Day.
Jam, tempat, dan baju persis hari pertama. Bawa alat tulis juga.
Thanks.
Minggu, 29 Agustus 2010
Rabu, 16 Juni 2010
PHKI: Joint Research Dosen- Mahasiwa
Nisa Kurnia menjelaskan, partisipasi Departemen Komunikasi dalam program ini adalah membina warga sasaran PHKI di daerah semampir. Di sana, Departemen Komunikasi melatih, membimbing, serta menjadi fasilitator penyampaian pesan pencegahan penyakit tropis kepada masyarakat. “Harapannya, program penanggulangan dan pencegahan penyakit tropis ini tetap dapat berkelanjutan meskipun nanti kita tinggalkan.” ungkap Nisa.
Agar program bisa terlaksana dengan baik, diadakan joint research. Artinya, mahasiswa dilibatkan dalam program ini. Sebab, PHKI juga bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa. Untuk itu, Departemen menunjuk tujuh mahasiswa angkatan 2007 untuk melakukan riset bersama. “Joint research ini juga dilakukan supaya ada kerja sama antara dosen dan mahasiswa. Sebab, selama ini angka kerja sama antara dosen dan mahasiswa komunikasi masih kurang,” tambahnya. “Lumayan kan, pengalaman riset ini bisa disertakan di Curriculum Vitae,” ujar Nisa di akhir wawancara.
Program joint research dosen-mahasiswa ini diharapkan dapat melatih kemampuan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian. Mahasiswa dapat terjun langsung ke masyarakat dan mendapatkan bimbingan dari dosen tentang prosedur penelitian yang tepat. Wah, tentunya sangat bermanfaat, ya. Semoga, program semacam ini semakin sering diadakan. Tentunya, dengan merangkul mahasiswa yang lebih banyak pula. Sukses buat partisipasi Departemen Komunikasi di PHKI! (dul/zha)
“Manfaatkan” Dosen untuk Lulus Seminar
BAGI sebagaian besar mahasiswa, skripsi boleh jadi adalah momok yang menakutkan. Sebab, tujuh huruf itulah yang menentukan lolos/tidaknya mahasiswa dari lubang jarum pendidikan tinggi. Alhasil, bimbingan dari dosen diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut. Salah satunya lewat mata kuliah Perencanaan Penulisan Skripsi atau yang lebih akrab dengan istilah Seminar.
Mata kuliah yang dulunya bernama Perancangan Proposal ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan proposal mereka di depan kelas. Nantinya, mahasiswa akan mendapat saran atau kritik dari teman-teman dan para dosen penguji tentang proposal yang disusun. “Dengan adanya seminar, rumusan proposal diharapkan bisa menjadi lebih baik lagi dan dapat diteruskan menjadi Bab 1 skripsi,” tutur Drs. Rachma Ida, M.A, Ph.D, Koordinator Mata Kuliah Perencanaan Penulisan Skripsi.
Sayangnya, Seminar acapkali dianggap sebagai mata kuliah yang “menyeramkan”. Padahal, para mahasiswa hanya dituntut untuk bisa mempresentasikan proposalnya di depan forum. “Serem juga sih kalau sudah dapat giliran. Apalagi kalau dapat dosen yang ditakuti, bawaannya nerveous terus dan bisa-bisa nggak konsen dengan proposal yang disampaikan,” ungkap Wita Nuggrahini, mahasiswa Komunikasi ’07.
Karena itu, untuk sukses dalam mata kuliah Seminar, Wita menyarankan agar mahasiswa wajib menguasai dan paham tentang isi proposal yang dibuat. “Selain itu, jangan lupa berdoa agar diberikan dosen penguji yang enak dan tidak membantai, hehehe,” tambah Wita sambil tersenyum simpul.
Berbeda dengan Wita, Ida lebih menekankan pada aspek “memanfaatkan” dosen pembimbing supaya proposal yang diajukan dapat lulus seminar. “Sebab, keberadaan dosen pembimbing itu untuk membantu mahasiswa dalam pembuatan proposal dan skripsi. Sehingga, mahasiswa harus bisa mendayagunakan dosen pembimbing secara maksimal,” terang Ida. (syes/int)
Nongkrong Seru Selepas Hunting Buku
Selain suasana nyaman plus fasilitas wi-fi, kafe Togamas juga menawarkan berbagai varian makanan dan dessert dengan harga yang cukup terjangkau untuk kantong mahasiswa. Mau makan siomay hingga beef burger, semuanya ada di sana. Jadi, untuk kalian yang ingin berburu buku sekaligus bersantai sejenak buat makan atau minum, kafe Togamas bisa menjadi pilihan oke buat dikunjungi. Bonusnya, bisa bertemu teman-teman angkatan 2008 yang seru-seru. Sip deh! (mua/int)
Air putih + Ibadah = Fresh Rahasia Cantik dan Sehat ala Chusnul
KULIAH sambil kerja tentu bukan hal asing lagi saat ini. Soal kendala? Pastinya ada. Kalau mau dibahas, bisa berlembar-lembar panjangnya. Semua sepakat, kesibukan memang menguras tenaga dan energi. Tapi, bukan berarti membuat kita nggak bisa keliatan fresh, kan?
Chusnul Iskandar punya cara ampuh untuk mengatasinya “Banyak minum air putih bikin ngelancarin peredaran darah”, ujar perempuan chubby berjilbab ini. Kesibukannya di bagian staff Departemen Komunikasi berakhir hingga sore. Kemudian, lanjut berkuliah Ilmu Komunikasi di Stikosa AWS hingga larut malam. Herannya, perempuan yang kerap dipanggil Mbak Chus ini selalu terlihat bugar.
Setelah ditanya lebih dalam, Chusnul mengaku tips fresh-nya tidak hanya minum air putih. Kegiatan ibadahnya sebagai muslim juga menjadi faktor penting. “Kalo ada yang bilang air wudlu membuat orang bercahaya, memang benar adanya” imbuhnya.
Dalam akhir perbincangan, Chusnul mengatakan bahwa kendala yang ada akan mudah dihadapi jika kita enjoy pada kesibukan kita. Wah, sepakat seratus persen, deh. Big applause buat Chusnul. (fia/zha)
Unjuk Gigi Kelar Materi Regular Meeting Club PuRe
SELAIN meramu press release, skill utama seorang Public Relations (PR) adalah berbicara. Itulah tolok ukur yang menjadi poin utama kegiatan Regular Meeting, pertemuan rutin sebulan sekali yang diadakan oleh Club PuRe (Public Relations) Himadep Komunikasi Unair.
Dalam pertemuan bulanan di mini theater gedung A FISIP Unair itu, puluhan anggota club dibekali materi dasar ala PR handal, seperti press release dan public speaking. “Tujuan utamanya adalah untuk melatih mahasiswa agar bisa berkomunikasi di depan publik dengan benar. Kita berharap mahasiswa nggak hanya pintar materi tapi juga praktek,” ujar ketua club PR, Debrina Tedjawidjaja, Komunikasi 07.
Di kelas ini, setiap anggotanya diminta untuk membuat press release dengan pakem-pakem standar PR handal. Masing-masing mempresentasikan di depan kelas, kemudian dikomentari satu persatu oleh pemateri. Ke depannya, Pure bakal mengundang pakar PR dari alumni Komunikasi, mahasiswa, dosen, hingga praktisi PR di luar kampus.(glo/ask)
Studi Ekskursi, Perjalanan Berbuah Pengalaman
Studi ekskursi merupakan acara kunjungan ke lembaga industri yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi. Misalnya, industri media cetak dan elektronik, konsultan public relations, dan advertising agency. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak untuk tahu bagaimana realisasi dari teori yang sudah diperoleh di kelas. Jadi, tidak hanya melulu belajar teori komunikasi.
Lembaga yang tahun ini bakal dikunjungi antara lain adalah RCTI, Trans TV, Metro TV, Fortune Public Relations, FOX, Depkominfo, Lowe dan Matari Advertising, serta JW Marriot dan Ritz Carlton. Dua hotel bintang lima tersebut jadi target kunjungan untuk menilik praktik public relations yang dijalankan.
Untuk bisa mendapatkan pengalaman tersebut, biaya yang dikenakan per orangnya sebesar Rp 800.000,00. Biaya itu sudah mencakup akomodasi, penginapan, dan konsumsi. Khusus untuk yang ingin sekalian berwisata ke Dunia Fantasi Ancol, cukup tambah Rp 120.000,00.
Menurut Amanda Anindita sang ketua panitia, jadi pengurus SE sebetulnya menyenangkan meskipun cukup ribet. “Susahnya adalah nentuin tempat yang mau dikunjungi sampai ngelobby tempat-tempat itu. Tapi banyak juga senengnya. Soalnya, dibantuin temen-temen panitia lain, dosen, dan alumni. Semuanya jadi kerasa enteng aja,” ungkap mahasiswa angkatan 2009 ini. Manda berharap, seluruh persiapan dan pelaksanaan SE 2010 bisa berjalan dengan lancar. (gim/put)
Matangkan Praktek Dalam KomBis
“Saya harap mahasiswa tidak hanya mengerti saja, namun juga dapat mempraktekkan apa yang didapat melalui PKL (Praktek Kuliah Lapangan, Red.) ini”
ITULAH sepenggal pesan Dina Septiani M.Comm., salah satu dosen Komunikasi Bisnis (KomBis), bagi mahasiswa yang mengikuti PKL-nya. KomBis adalah pembelajaran tentang cara berkomunikasi dalam mencapai tujuan-tujuan di dunia bisnis. KomBis merupakan kelanjutan dari Komunikasi Pemasaran (KomSar). Jika PKL KomSar diikuti mahasiswa semester 4, PKL KomBis justru diikuti mahasiswa semester akhir.
Dalam tujuannya, PKL KomSar hanya menuntut mahasiswa untuk mengerti dan melakukan observasi tentang kegiatan pemasaran. Namun dalam PKL KomBis, mahasiswa dituntut untuk bisa mempraktekkan apa saja yang diamati selama masa PKL. “Harapan saya mahasiswa dapat mempraktekkan bagaimana cara pertukaran informasi dan ide yang efektif dalam dunia bisnis baik secara individu maupun kelompok” tambahnya. (glo/zha)
Gossip di Seputaran Komunikasi UNAIR
VCD Animasi Jadi Saksi
CAN You Feel the Love Tonight? Lagu besutan Elton John ini juga jadi salah satu soundtrack cinta sepasang mahasiswa Komunikasi lintas generasi ini. Dua-duanya sudah mulai “merapat” sejak beberapa bulan lalu. Kabarnya, sang jejaka pernah malu-malu kucing datang ke rental film yang dimiliki sang perempuan. Saking groginya, si cowok akhirnya memutuskan menyewa film animasi yang sebenarnya kurang diminatinya cuma demi ngapel. Hihi. Mereka juga punya ikatan batin. Buktinya, sering mereka tidak sengaja kembaran baju di kampus. Wah, sepertinya, pasangan berinisial AMK dan TE ini bakal punya jalan yang mulus. Amieeen. (ask)
Cokelat Stroberi di Komunikasi
MASIH ingat cerita film Cokelat Stroberi? Ya, intensitas pertemuan tinggi antara dua sahabat cowok membuat mereka jatuh cinta. Ups, gosipnya, fenomena ini juga muncul di Komunikasi. Nah, lho! ARP dan SR adalah dua jejaka Komunikasi se-angkatan yang tinggal di satu kamar kos. Mereka sangat sering dipergoki bepergian bersama ke mana-mana. Di kelas pun, mereka juga sering satu kelompok. Wah, ada apa ya? Selidik punya selidik, jarak tempat tidur mereka adalah jawabannya. Saat malam merasuk, tempat tidur mereka hanya dipisahkan oleh satu jengkal ubin saja. Wah wah wah. Mungkin, mantan-mantan mereka (yang cewek tulen) harus menginterograsi mereka, nih. He he..(ask)
Jalur Non Mainstream yang Berkualitas Film Karya Garin Nugroho Layak Tonton
KETIDAKMAMPUAN seorang lelaki terhadap seksualitas mungkin banyak ditemui dalam kehidupan. Namun apa jadinya jika lelaki tersebut jusru menikmati ketidakmampuannya akan seksual? Suatu hal yang sangat kontradiktif. Begitulah sedikit sinopsis dari film Cinta dalam Sepotong Roti besutan sutradara terkenal Garin Nugroho.
Untuk membuktikkan bahwa film non mainstream tidak berarti buruk, bisa dengan meluangkan waktu yang ada untuk nonton filmnya. Surat untuk Bidadari menceritakan tentang seorang anak hiperaktif yang selalu mengirim surat kepada malaikat. Malaikat ini diyakini tinggal di desa yang Ia diami.
Sinopsis tentang film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja adalah tentang bagaimana perjuangan seorang lelaki Papua yang ingin mencium gadis yang ditemuinya di pelabuhan. Setting yang dipakaipun juga menarik, yaitu dengan kericuhan akibat adanya banyak penculikan. Sangat berbeda bukan dengan film mainstream yang ada?
Film terakhir yang diputar adalah Cinta dalam Sepotong Roti. Dari film ini nantinya akan banyak pelajaran yang bisa diambil. Terkait dengan mata kuliah Psikologi Komunikasi pastinya film ini highly recommended karena diceritakan dengan gamblang bagaimana masa lalu seseorang bisa merubah kehidupan masa depannya. (fia)
Hasil Riset Jadi Buku Terbitan Thailand
KEPALA Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Airlangga, Dra Rachmah Ida, M.A., Ph.D, baru saja kembali dari Thailand. Di sana, Rachmah Ida menerima tawaran Junior Researcher Fellowship (JRF) untuk melakukan riset tentang masalah keagamaan dengan fokus pada para perempuan muslim di Asia Tenggara
Selama penelitiannya di Chiangmai, Thailand, Rachmah Ida menemukan problematika terkait masalah perempuan muslim di Asia Tenggara. Pelbagai topik menarik seperti terorisme yang selalu dikaitkan dengan Islam, hingga pelarangan dakwah Islam di sebagian kawasan di negara Filipina dibahas di forum ini. “Semuanya kami bahas tuntas di sana,” ujar lulusan S2 Edith Cowan University majoring media studies tersebut.
Nantinya, Rachmah Ida akan mengabadikan jerih payahnya dalam sebuah buku. Buku itu berjudul Imaging Muslim Women In Indonesian Ramadhan Soap Opera dan ditulisnya sendiri. “Buku itu diterbitkan di Thailand juga. Penerbitnya adalah Silkworm Books,” imbuhnya.
Sesuai judulnya, buku yang itu akan mengupas habis potret perempuan muslim dalam sinteron-sinetron Ramadhan di Indonesia yang ditayangkan di televisi Indonesia. (mua/ask)
Selama penelitiannya di Chiangmai, Thailand, Rachmah Ida menemukan problematika terkait masalah perempuan muslim di Asia Tenggara. Pelbagai topik menarik seperti terorisme yang selalu dikaitkan dengan Islam, hingga pelarangan dakwah Islam di sebagian kawasan di negara Filipina dibahas di forum ini. “Semuanya kami bahas tuntas di sana,” ujar lulusan S2 Edith Cowan University majoring media studies tersebut.
Nantinya, Rachmah Ida akan mengabadikan jerih payahnya dalam sebuah buku. Buku itu berjudul Imaging Muslim Women In Indonesian Ramadhan Soap Opera dan ditulisnya sendiri. “Buku itu diterbitkan di Thailand juga. Penerbitnya adalah Silkworm Books,” imbuhnya.
Sesuai judulnya, buku yang itu akan mengupas habis potret perempuan muslim dalam sinteron-sinetron Ramadhan di Indonesia yang ditayangkan di televisi Indonesia. (mua/ask)
Bubble Gum Luncurkan Album Perdana
Agar Engkau Bahagia.
KALIMAT tersebut bukanlah sederet kata dari seorang laki-laki yang pasrah terhadap kenyataan, melainkan salah satu judul lagu dari Bubble Gum, band indie asal Departemen Komunikasi Unair. "Kita pake nama Bubble Gum karena kita memang suka makan permen karet. Bubble Gum juga bisa bikin kita enjoy dan lengket satu sama lain," ujar Rusman, mahasiswa Komunikasi ‘07.
Terbentuk pada 11 November 2008, band yang digawangi Reza (vokal), Tiar (keyboard), Happy (drum), Prama (bass), Candra (gitar), dan Rusman (gitar) ini menyebut aliran musik mereka dengan istilah Bubble Pop. Sebab, jenis musik mereka lebih fleksibel dan tidak mau dikotak-kotakkan.
Segudang prestasi telah diukir Bubble Gum. Band yang baru saja menyelesaikan tour keliling pulau Sumatera ini pernah menjadi band opening Nidji, Armada, Nineball, Geisha, dan Angkasa, juara 1 chart indie di DJ FM, HARD ROCK FM, dan EBS FM hingga menduduki peringkat ke-3 band terDASHYAT RCTI di Surabaya. Bahkan, di bulan Juni mendatang, Bubble Gum juga akan meluncurkan album perdana mereka. Oke, kita tunggu ya. (dee/int)
Belajar Berkata “Yes” dari YES MAN
FILM drama komedi romantis ini berkisah tentang kehidupan Carl Allen (Jim Carey) yang monoton setelah bercerai dari sang istri, Stephanie. Perceraian tersebut membuat Carl menjadi pribadi yang tertutup. Hal ini mengacaukan hidupnya. Dia sering menghindar dengan berbagai macam alasan ketika diajak teman-temannya. Carl selalu berkata “Tidak”.
Suatu hari, teman lama Carl yang bernama Nick memberikan brosur tentang talkshow motivasi “Yes”. Talkshow ini diadakan oleh seorang pembicara ternama, Terrance. Terrance memberi contoh “Yes” dengan memecahkan kaca kantor Carl setelah ditantang memecahkan kaca kantor Carl. Setelah talkshow, Carl tahu kata “Yes” ternyata dapat merubah dunia, membuat kehidupan lebih berwarna. Hal ini menjadi titik awal semua konflik yang dia rasakan. Kehidupan Carl pun berubah 180 derajat dari sebelumnya. Ada perasaan janggal yang dia rasakan di kehidupan yang baru ini, terutama ketika dia bertemu dengan Alinson (Zooey Deschanel). Tetapi, keberuntungan dan kebahagiaan Carl tidak berlangsung lama. Ada kejadian-kejadian yang membuatnya tersadar kalau berkata “Yes” tidak selalu berakibat positif bagi dirinya.
Dari sudut pandang Ilmu Komunikasi, kehidupan Carl yang berubah itu dapat dikaji dari teori persuasi. Tentunya Pembaca masih ingat dengan model Aristoles yang menggambarkan komunikasi sebagai alat persuasi. Cara-cara persuasi yang disampaikan mengandung 3 inti, yaitu ethos, pathos, dan logos. Hal tersebut dapat dilihat saat Terrace memberikan motivasi-motivasi pada talkshow. Selain itu, kesamaan frame of reference dan field of experince antara Carl dan Terrace membuat proses komunikasi mereka menjadi lebih efektif. Kesalahan persepsi yang dilakukan oleh Carl dalam menginterpretasi pesan yang disampaikan oleh Terrace ternyata membawa dampak positif bagi dirinya. Ini tentu menjadi suatu contoh yang menarik. Sebab, dalam Ilmu Komunikasi, kita tahu bahwa kesalahan mempersepsi pesan cenderung memunculkan hal-hal negatif. Namun melalui film ini, kita diingatkan bahwa kesalahan persepsi dapat berimplikasi pada hal-hal yang lain. (gim/zha)
Teaching How to Be a Boy Through Bobo Magazine
MENURUT Foucault, identitas bukan berasal dari karakteristik genetis bawaan sejak lahir, melainkan dibentuk lewat bahasa (language). Bahasa inilah yang memunculkan discursive formation yang berpengaruh pada pembentukan identitas.
Discursive formation sendiri merupakan suatu kondisi di mana terdapat beragam wacana seiring dengan pembentukan identitas subjek. Discursive formation ini sifatnya labil. Sebab, perubahan pengetahuan pada masyarakat (landscape of knowledge) menyebabkan discursive formation juga berubah. Sehingga, setiap discursive formation yang muncul memiliki ciri khas tersendiri dan bersifat tidak kontinyu.
Identitas sosok Bobo, menurut pandangan Foucault, dipengaruhi wacana-wacana yang berkembang pada masyarakat modern sebagai aplikasi discursive formation-nya. Pada masyarakat modern, hubungan antara orang tua dan anak tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang “kaku”. Anak tidak selalu diposisikan “di bawah” orang tua, tetapi mulai muncul kesetaraan di antara mereka. Konsep-konsep kesetaraan tersebut nyata terlihat pada keluarga di masyarakat Barat.
Mayoritas tipe komunikasi keluarga Barat menganggap bahwa anak memiliki hak untuk berpendapat, bertanya, hingga menasehati orang tua. Hal itu menunjukkan bahwa anak di keluarga Barat itu diposisikan setara dengan orang tuanya, dalam hal apapun termasuk saling memberikan masukan bagi masing-masing anggota keluarga. Sekarang, masyarakat Timur sudah mulai mengadopsi paham-paham tersebut. Mereka juga menganggap bahwa anak berperan penting dalam tumbuh kembang suatu keluarga tersebut (Okvina, 2009).
Konsep kesetaraan dalam komunikasi keluarga antara orang tua dan anak tampak pada dialog-dialog yang muncul antara Bobo dengan Bapak pada rubrik Cerita Bergambar (CerGam) berjudul Sepeda Gembira.
Dialog 1: Bapak mengeluarkan sepeda lipat dan mengelapnya. Hari ini, Bapak mau ikut sepeda gembira. “Sepedanya jangan sampai tertinggal, ya, Pak!” pesan Bobo (sambil memasukkan tangan kiri ke saku celana dan mengarahkan jari telunjuk pada Bapak)
Pada dialog tersebut, terlihat bahwa Bobo digambarkan sebagai anak yang mampu menasehati orang tuanya. Selain melalui ucapan, gesture yang menunjukkan kesan ‘menasehati’ tersebut tampak pada tangan yang dimasukkan ke saku kiri dan mengarahkan jari telunjuk pada ayahnya.
Dialog 2: “Aku tidak melupakan sepedaku, kan, Bo?” pamer Bapak. “Lalu, di mana Cimut?” tanya Bobo (berdiri sambil mengarahkan jari telunjuk pada Bapak). Astaga, Bapak malah melupakan Cimut!.
Tidak jauh berbeda dengan dialog pertama, pada dialog ini pun Bobo ditampilkan ‘setara’ dengan Bapak. Hal ini ditunjukkan melalui cara Bobo yang bertanya pada sang ayah dengan lagi-lagi mengarahkan jari telunjuk pada ayahnya.
Bobosiana - Selidiki Dulu
Adakah di antara teman-teman yang ingin menjadi seorang detektif seperti Paman Dick Selidik? Hmmm, keren, ya! Pamanku itu pandai sekali memecahkan misteri. Dia harus melakukan berbagai penyelidikan lebih dulu, untuk menjawab sebuah misteri. Penyelidikan ini butuh waktu dan tenaga, karena para detektif melakukannya dengan sangat hati-hati dan teliti. Paman Dick Selidik selalu melakukan check and recheck.
Eh, kita pun bisa melatih diri menjadi detektif, lo! Misalnya, saat kita mendapatkan informasi yang kurang masuk akal. Kita bisa menyelidikinya dengan cara mencari tahu dari siapa informasi itu berasal. Kalau sudah ketemu, tanyakan langsung apakah informasi itu benar. Kalau orang itu bilang,”katanya”....dan tidak jelas “nya” nya siapa, hehe..lebih baik kita tidak usah percaya pada informasi seperti itu.
Kata-kata yang ditulis dalam rubrik Bobosiana ini oleh penulis dikesankan bahwa pesan-pesan tersebut merupakan kata-kata yang berasal dari Bobo. Hal ini terlihat dari kata “teman-teman” di mana sebagian besar pembaca majalah Bobo adalah anak-anak. Selain itu, pada rubrik Bobosiana juga terdapat kata “pamanku” yang merujuk pada Paman Dick Selidik sebagai paman Bobo. Di sini, Bobo digambarkan seolah-olah berperan layaknya orang dewasa. Dia memiliki banyak pengetahuan. Dia juga memberikan saran-saran kepada pembaca Majalah Bobo dan terkesan ‘menggurui’ para pembacanya dengan nasehat-nasehat yang tertulis di dalam rubrik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa identitas Bobo digambarkan sebagai sosok yang dewasa dan sangat berhati-hati. Dia bahkan sering memberikan saran ataupun nasehat kepada teman-temannya.
Identitas Bobo juga ditampilkan sebagai sosok yang maskulin. Sebab, simbol-simbol yang melekat pada dirinya disepakati bersama oleh masyarakat sebagai simbol maskulinitas. Memakai topi pet terbalik, kaos merah tua, celana panjang berwarna biru, serta sepatu kets biru. Menariknya, Bobo bukanlah satu-satunya sosok laki-laki dalam keluarganya. Ada Bapak, Paman Gembul, Tut Tut, Dung Dung, Kutu Buku, dan Simpul. Namun, semuanya digambarkan memiliki tubuh berwarna kuning. Hanya Bobo yang bertubuh biru. Pada masyarakat moderen, warna biru identik dengan sifat maskulin seorang laki-laki (Steve Connor, 2007). Biasanya, karakteristik maskulinitas diidentikkan dengan kekerasan, gagah, jantan, dan kuat sehingga bertanggung jawab dalam memimpin, berpolitik dan berurusan dengan ranah publik lainnya. Pada majalah Bobo, maskulinitas Bobo ini tampak aktivitas yang dilakukannya, yaitu bermain bola, berprofesi sebagai detektif, wartawan, dan fotografer. Aktivitas Bobo di ranah domestik, sementara itu, bisa dihitung dengan jari seperti belajar kelompok di rumah bersama teman-temannya. Namun, Bobo pun masih digambarkan sebagai sosok yang paling dominan dibandingkan teman-temannya. Hal ini digambarkan dengan ilustrasi yang menunjukkan seluruh pandangan peserta diskusi yang mengarah kepadanya.(int)
Siap Jelajahi TV Lokal Se-Surabaya
Terobosan baru selalu digelar oleh club Audio Visual Himaprodi Komunikasi Unair. Baru-baru ini, club yang bermarkas di lab Audio Visual Gedung B FISIP Unair tersebut bakal menggelar AV Visite. Kegiatan ini berupa kunjungan ke Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jatim dan berbagai televisi lokal di Surabaya seperti SBO dan JTV,
Kunjungan ini bakal membawa serta ke-23 anggota club Audio Visual. Target lokasi pertama yang dituju adalah TV kampus di UPN Jatim. Menurut Ajeng Triwulandari, ketua club Audio Visual, UPN memiliki progres yang bagus seputar proyek media audio visual interal kampus, salah satunya TV kampus.
“Kami merasa komunikasi UPN memiliki prestasi yang bagus dalam produksi audio visual khususnya TV kampus. Ya, kami perlu belajar banyak soal itu untuk progres club kami ke depan. Intinya kan jangan pernah berhenti belajar,” ujar Ajeng, mahasiswa Komunikasi’07 ini.
Sebelum berangkat. beberapa persiapan juga dilakukan anggota club ini. Setiap Jumat, mereka bekerja keras mempelajari seluk beluk proses pembuatan acara televisi dan film. Ini berguna agar mereka memiliki bekal sebelum turun lapangan. “Harapannya biar anak-anak nggak canggung dan punya bekal untuk di-sharing-kan,” imbuh Ajeng. (syes/ask)
Selasa, 16 Maret 2010
Mampir Unair, Tadulako Barter SAP
POSE KENANG-KENANGAN: Perwakilan Universitas Tadulako Palu sebelum meninggalkan FISIP Unair, Rabu (24/02).
Suasana Gedung A FISIP Universitas Airlangga (Unair) mendadak berubah Rabu (24/2) siang. Sebanyak tujuh orang (enam mahasiswa dan satu dosen) perwakilan mahasiswa Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah, berkunjung ke sana. Ketujuh orang tersebut adalah civitas akademika program studi Ilmu Komunikasi.
Kedatangan mereka disambut Agustino Sasongko, Kepala Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Unair, di lobi gedung A FISIP Unair. Setelah itu, mereka melanjutkan tour menuju Kantor Departemen Ilmu Komunikasi di lantai dua. Mereka disambut oleh Liestyaningsih Dayanti, sekretaris Departemen, dan Sri Moerdijati, dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unair.
Mereka sempat bertukar pikiran soal keberlanjutan program studi Ilmu Komunikasi di Tadulako serta barter Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Di kesempatan tersebut, mereka juga sharing tentang kegiatan perkuliahan di masing-masing program studi.
Setelah berdialog seru, perwakilan Tadulako dipandu Agustino mengunjungi beberapa fasilitas di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Unair, seperti Laboratorium Audio Visual, Mini Theater, dan Student Center.
“Ilmu Komunikasi di Untad relatif masih baru. Dibentuk pada 2003 dan kami berada di bawah jurusan Sosiologi. Mangkanya, kami berharap studi tour ini dapat membuka wawasan dan wacana tentang jurusan Ilmu Komunikasi,” ujar Herman, dosen Ilmu Komunikasi Untad.
Kunjungan mereka ke Unair merupakan salah satu dari serangkaian studi tour tahunan program Universitas Tadulako. Rencananya, setelah Unair, mereka akan melanjutkan ke Universitas Gajah Mada Jogjakarta, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Indonesia.(Prima/ask)
Rabu, 17 Februari 2010
Tua-Tua Disuapi
DHARMAWANGSA - Seorang pria dewasa duduk di atas mobil-mobilan. Dia hanya mengenakan popok seperti bayi. Mulutnya menganga dan terlihat seseorang yang sedang menyuapinya uang.
Itulah salah satu poster dalam Pameran Karya Cipta Iklan Antikorupsi di lobi A gedung Fisip Unair yang berlangsung selama 15-18 Februari. Ada sebuah kalimat tanya di poster itu, ''Gak malu sama anakmu?'' Poster tersebut berjudul Malu Korupsi karya Rano Yusfika.
''Poster-poster yang dipamerkan tersebut berisi iklan layanan masyarakat antikorupsi,'' kata Agustino Sasongko, ketua Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) Unair, penyelenggara pameran, kemarin (16/2).
Ada 66 poster yang dipamerkan. Poster-poster itu merupakan peserta lomba Cipta Iklan Cetak Layanan Masyarakat Anti Korupsi yang diadakan Himakom Unair. Dalam lomba tersebut, terpilih tiga karya terbaik. Masing-masing karya M. Fahmi Annas (PR), Resyifah Syah Azza (Anti Korupsi), dan Retno Untari (Kursi Listrik). (rio/ari)
Metropolis, Jawa Pos, edisi 17 Februari 2010 halaman 34
Itulah salah satu poster dalam Pameran Karya Cipta Iklan Antikorupsi di lobi A gedung Fisip Unair yang berlangsung selama 15-18 Februari. Ada sebuah kalimat tanya di poster itu, ''Gak malu sama anakmu?'' Poster tersebut berjudul Malu Korupsi karya Rano Yusfika.
''Poster-poster yang dipamerkan tersebut berisi iklan layanan masyarakat antikorupsi,'' kata Agustino Sasongko, ketua Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) Unair, penyelenggara pameran, kemarin (16/2).
Ada 66 poster yang dipamerkan. Poster-poster itu merupakan peserta lomba Cipta Iklan Cetak Layanan Masyarakat Anti Korupsi yang diadakan Himakom Unair. Dalam lomba tersebut, terpilih tiga karya terbaik. Masing-masing karya M. Fahmi Annas (PR), Resyifah Syah Azza (Anti Korupsi), dan Retno Untari (Kursi Listrik). (rio/ari)
Metropolis, Jawa Pos, edisi 17 Februari 2010 halaman 34
Selasa, 16 Februari 2010
Pameran Lomba Cipta Iklan Anti Korupsi
Lomba Cipta Iklan Cetak Anti Korupsi gelaran Hima Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Airlangga memasuki tahap kedua, yakni pameran. Sebanyak 66 karya yang telah terkumpul akan dipamerkan di Lobby Gedung A FISIP Kampus B Universitas Airlangga, Jl Dharmawangsa Dalam Selatan, Surabaya. Pameran akan digelar empat hari, mulai 15 hingga 18 Februari 2010.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia mengundang seluruh peserta untuk berkunjung pada pameran tersebut. Panitia juga telah menyediakan sertifikat kepada seluruh peserta. Untuk peserta yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan sekitarnya, sertifikat tersebut dapat diambil peserta di venue pameran. Namun untuk peserta dari luar kota, sertifikat akan dikirimkan ke alamat masing-masing peserta.
Secara khusus, Kahima Komunikasi Unair Agustino Sasongko meminta maaf untuk segala keterlambatan pameran dan pengumuman pemenang.
“Secara pribadi dan institusi, saya dan Departemen Ilmu Komunikasi meminta maaf karena ada masalah internal di kepengurusan yang sebelumnya, yang juga menghandle acara ini. Alhamdulillah, benang kusut itu sudah bisa diluruskan kembali,” ujar Agustino.
Seperti yang sudah dimuat di blog khusus kompetisi ini, Himadep-Komunikasi-Unair.blogspot.com, pemenang sudah ditentukan. Muhammad Fahmi Annas, peserta asal Jogja menjadi juara pertama. Disusul oleh Resyifah Syah Azza, mahasiswi asal Surabaya dan Retno Untari, mahasiswi asal Surabaya. Masing-masing berhak mendapatkan uang tunai sebesar 5 juta, 3 juta, dan 2 juta. (*)
Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan menghubungi:
May Ichi : 085655459905 (eyang_cew@yahoo.co.id)
Rabu, 03 Februari 2010
Pemenang Lomba Cipta Iklan Anti Korupsi
Juara Pertama
"SUMPAH BUDAYA ANTI KORUPSI" karya M. Fahmi Annas
Juara Kedua
"POSTER KORUPSI"
karya Reysiffa Syah Azza
Juara Ketiga
"IT'S NOT JUST KILLER"
karya Retno Untari
"SUMPAH BUDAYA ANTI KORUPSI" karya M. Fahmi Annas
Juara Kedua
"POSTER KORUPSI"
karya Reysiffa Syah Azza
Juara Ketiga
"IT'S NOT JUST KILLER"
karya Retno Untari
Juara Harapan Lomba Cipta Iklan Anti Korupsi
Penawaran Iklan Lomba Cipta Iklan Anti Korupsi
Sebanyak 66 karya yang terkumpul akan ditawarkan kepada instansi-instansi pemerintah sebagai materi iklan anti korupsi.
karya-karya yang akan di tawarkan adalah:
1. "And The Winner is..." karya Pandu Wicaksono
2. "Bukan untuk Suap" karya M Sunni Akbar
3. "Corupsi de Redoxon" karya Fauzen + Fiki Aditya
4. "Korupsi Dimulai dari Hal-Hal yang Kecil" karya Maria Chitra
Pemilihan pemenang serta karya penawaran materi iklan didasarkan pada kriteria penjurian :
1. Originalitas karya
2. Kesesuaian karya dengan tema lomba Anti Korupsi,
3. Pesan yang ingin disampaikan, serta
4. Penggunaan unsur desain dalam iklan cetak.
karya-karya yang akan di tawarkan adalah:
1. "And The Winner is..." karya Pandu Wicaksono
2. "Bukan untuk Suap" karya M Sunni Akbar
3. "Corupsi de Redoxon" karya Fauzen + Fiki Aditya
4. "Korupsi Dimulai dari Hal-Hal yang Kecil" karya Maria Chitra
Pemilihan pemenang serta karya penawaran materi iklan didasarkan pada kriteria penjurian :
1. Originalitas karya
2. Kesesuaian karya dengan tema lomba Anti Korupsi,
3. Pesan yang ingin disampaikan, serta
4. Penggunaan unsur desain dalam iklan cetak.
Langganan:
Komentar (Atom)





