Rabu, 16 Juni 2010

“Manfaatkan” Dosen untuk Lulus Seminar

     BAGI sebagaian besar mahasiswa, skripsi boleh jadi adalah momok yang menakutkan. Sebab, tujuh huruf itulah yang menentukan lolos/tidaknya mahasiswa dari lubang jarum pendidikan tinggi. Alhasil, bimbingan dari dosen diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut. Salah satunya lewat mata kuliah Perencanaan Penulisan Skripsi atau yang lebih akrab dengan istilah Seminar.

     Mata kuliah yang dulunya bernama Perancangan Proposal ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan proposal mereka di depan kelas. Nantinya, mahasiswa akan mendapat saran atau kritik dari teman-teman dan para dosen penguji tentang proposal yang disusun. “Dengan adanya seminar, rumusan proposal diharapkan bisa menjadi lebih baik lagi dan dapat diteruskan menjadi Bab 1 skripsi,” tutur Drs. Rachma Ida, M.A, Ph.D, Koordinator Mata Kuliah Perencanaan Penulisan Skripsi.

     Sayangnya, Seminar acapkali dianggap sebagai mata kuliah yang “menyeramkan”. Padahal, para mahasiswa hanya dituntut untuk bisa mempresentasikan proposalnya di depan forum. “Serem juga sih kalau sudah dapat giliran. Apalagi kalau dapat dosen yang ditakuti, bawaannya nerveous terus dan bisa-bisa nggak konsen dengan proposal yang disampaikan,” ungkap Wita Nuggrahini, mahasiswa Komunikasi ’07.

      Karena itu, untuk sukses dalam mata kuliah Seminar, Wita menyarankan agar mahasiswa wajib menguasai dan paham tentang isi proposal yang dibuat. “Selain itu, jangan lupa berdoa agar diberikan dosen penguji yang enak dan tidak membantai, hehehe,” tambah Wita sambil tersenyum simpul.
Berbeda dengan Wita, Ida lebih menekankan pada aspek “memanfaatkan” dosen pembimbing supaya proposal yang diajukan dapat lulus seminar. “Sebab, keberadaan dosen pembimbing itu untuk membantu mahasiswa dalam pembuatan proposal dan skripsi. Sehingga, mahasiswa harus bisa mendayagunakan dosen pembimbing secara maksimal,” terang Ida. (syes/int)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar